Esensi kompleks,
…yang dihasilkan dari ajaran hidup sesuai dengan hukum alam merupakan
kebenaran yang mendalam dari semua agama. Gimanapun juga, esensi ini
sangat ditekankan untuk semua ajaran religius. Esensi yang kompleks yang
dihasilkan dari ajaran hidup yang sesuai dengan hukum alam juga menjadi
tujuan dari segala ilmu.
Ajaran
ini kayak kunci master (guru) yang dapat membuka semua pintu yang
membimbing kita ke arah kebenaran utama dalam tingkat emosi, juga tidak
terkunci pada tingkat pikiran sehingga tidak membuat kita tidak skeptis
(tau skeptis kan? Hehe…)
Apalagi perkembangan hidup modern sekarang ni sangat pesat di
berbagai bidang, ditambah dengan penemuan-penemuan modern yang nggak
diragukan lagi mempunyai manfaat besar bagi semua orang. Tapi sayangnya,
kehidupan psikologis dan perkembangan kepribadian manusia tu belum
setaraf dengan perkembangan teknologi modern.……………………………
……………………………
- Kayak di Barat misalnya, agama dominan dalam banyak aspek kehidupan, dengan akibat positif dan negatifnya. Agama sebagai pengatur psikologis menawarkan kekuatan psikologis bagi seseorang dan membuat manusia bisa menghadapi problem sehari-hari. Akan tetapi ketika ilmu pengetahuan mulai berkembang pengatur psikologis ini mulai melemah sebagai hasil dari perkembangan intelektualitas. Sehingga akibatnya kehidupan psikologis jadi nggak terlindungi. Dan akhirnya, kebingungan mulai muncul dalam berbagai bentuk.
- Lain halnya dengan dunia Timur, agama sebagai pengatur psikologis yang menjadi pegangan dasar dalam menjalankan kehidupan tetap dipertahankan walaupun penemuan-penemuan teknologi modern mulai berkembang dan semakin canggih, tidak banyak mempengaruhinya dalam menjalankan ritual keagamaan sehari-hari, dengan demikian psikologi dapat terlindungi sehingga ketentraman jiwa tetap terkontrol.
Filosofi Tai-Chi
Keberuntungan dan kesialan nggak datang dengan sendirinya lho, tetapi datang karena diundang oleh kita sendiri sebagai manusia. Pernyataan ini mengekspresikan hukum respons terhadap energi universal (alam semesta) sebagaimana dialami oleh nenek moyang kita yang berkembang batinnya. Para guru di masa silam mengajarkan sama muridnya tentang hukum respons atas energi universal sebagai dasar semua praktek spiritual. Hukum ini mengungkapkan bahwa kalau seseorang harmonis dengan hukum universal manifestasi dari energi fisik, emosi dan mentalnya juga akan harmonis. Jika seseorang melanggar hukum alam, hidupnya akan kacau dan tidak harmonis.
“Allah menciptakan tiap-tiap sesuatu, lalu ditetapkan padanya hukum-hukumnya.”
Filosofi
inilah yang mengilhami terciptanya Tai-Chi, yaitu gerakan yang
diprinsipkan pada pola hukum alam. Dalam prinsipnya Tai-Chi
mengungkapkan bahwa tubuh manusia adalah miniatur dari alam semesta,
sistem gerakan yang lembut dalam Tai-Chi bertujuan mengarahkan energi
individual ke dalam jaringan energi sesuai dengan hukum alam. Ungkapan
selanjutnya, kalau tubuh harmonis dengan alam, maka kesehatan fisik akan
terjaga pikiran jernih sehingga menjadi tenang dan kuat. Prinsip
pertama Tai-Chi menyebutkan bahwa ke-Esa-an adalah akar dari segala
gerakan. Dari perspektif kosmologis, ke-Esa-an adalah manifestasi di
alam semesta.
Prinsip ini kemudian diterapkan di Tai-Chi yang mengutamakan gerakan lembut dan tenang.
………………………………………………………..
Dalam
alam semesta semua gerakan berpola memutar. Bumi berputar pada porosnya
ketika mengorbit matahari, matahari pun berputar mengorbit pusat
galaksi Milky Way. Dan Milky Way berputar pula mengelilingi alam
semesta. Hidup ini pun bersiklus.
Tai-Chi
merupakan rangkaian gerakan yang memutar dan merefleksikan hukum
mikrokosmis. Tai-Chi mengungkap prinsip-prinsip kosmis (hukum alam)
yaitu gerakan melingkar yang kemudian menjadi simbol dari Tai-Chi,
karena gerakan melingkar atau berputar adalah gerakan yang dinamis dan
menghindari titik akhir (puncak), karena puncak itu adalah titik akhir
dari pertumbuhan sekaligus awal dari kemerosotan.
Tai-Chi
yang dilakukan tiap hari akan membangkitkan naluri kemanusiaan kita
untuk menemukan rumus alam semesta yang pada akhirnya akan membantu kita
dalam mencapai keutuhan, kedamaian, ketenangan jiwa dan kejernihan
pikiran, sehingga dengan ini kita dapat menyadari keterbatasan kita
sebagai hamba Tuhan yang tidak kekal di dunia ini (apabila mengenal
diri, maka orang akan mengenal Tuhannya kan…?).
Apa itu “Tai-Chi”?
Pengertian
tentang Tai-Chi ini aku dapatkan pas lagi iseng-iseng masuk ke website
filsuf-filsuf. Aku memang agak penasaran dengan segala sesuatu tentang
Cina, kungfu, dan prinsip-prinsip pergerakan alam gara-gara nonton
Kungfu Dunk dan Kungfu Panda. Hahaha….,tapi alhamdulillah info-info yang
aku dapat lumayan positif dan bisa makin mendekatkan aku dengan Tuhanku
dan ajaran Islam.
……………………………………………………………..
Ini dikutip dari berbagai sumber ya…
Tai-Chi terbentuk dalam dua suku kata yaitu Tai dan Chi.
Tai
mempunyai makna agung, dahsyat (luar biasa) dan Chi mempunyai air hawa
murni atau tenaga yang sangat halus yang ada di dalam diri manusia dan
dapat dihasilkan melalui latihan Qi Gong (olah nafas), Jadi Tai-Chi
adalah kekuatan jiwa yang muncul dari hasil olah nafas dalam diri
manusia sehingga keluar dalam bentuk tenaga yang sangat dahsyat secara
fisik.
Tai-Chi
merupakan meditasi gerak yang menjadi penyeimbang atas meditasi duduk.
Untuk mengetahui Tai-Chi lebih dalam, terlebih dahulu kita bahas
pengertian meditasi itu sendiri. Meditasi yang sering kita dengar
mempunyai pengertian yaitu: sikap menenangkan pikiran dengan cara-cara
tertentu di mana pikiran kita sampai menemukan sensasi-sensasi sehingga
menimbulkan rasa damai dalam hati untuk mencapai ketenangan jiwa
(ruhani).
Meditasi ada dua macam, yaitu meditasi duduk dan meditasi gerak (Tai-Chi).
Meditasi
duduk ini sebenarnya sudah diperkenalkan oleh Islam jauh sebelum
Sidharta Gauthama lahir melalui ajaran Budhi Dharma. Meditasi ini juga
sering dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika sebelum dan sesudah
diangkat menjadi Nabi dan Rasul, yang pada saat itu disebut dengan
berkhalwat dan tahannuts. Beliau melakukan meditasi di Gua Hira, ketika
menghadapi masalah yang menimpa diri dan umatnya.
Meditasi
gerak juga sudah ada dalam ajaran Islam yaitu dalam bentuk gerakan
shalat. Jadi sebenarnya Tai-Chi yang kita kenal sebagai suatu ilmu bela
diri yang datang dari daratan Cina dengan gerakan-gerakannya yang khas
dengan ritme pelan, lembut dan lemah gemulai, ini juga secara tidak
disadari oleh umat Islam dalam gerakan shalat lima waktu. Oleh sebab itu
secara tersurat Allah mewajibkan shalat kepada hambanya selain untuk
menyembahnya juga mengandung nilai-nilai kesehatan bagi orang yang
melaksanakannya. Sesuai dengan firman Allah tentang perintah shalat pada
surat an-Nisa ayat 103, yang artinya: “Shalat itu adalah fardlu yang
telah ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman.”
……………
Filosofi Air
Air adalah simbol dari para praktisi Tai-Chi yang sempurna, dalam arti yang telah sungguh-sungguh mendalami, menghayati dan mengamalkan ilmunya itu. Hidupnya akan penuh dengan keseimbangan, keselarasan, keharmonisan. Tapi bukan berarti sempurna dengan mutlak. Dalam air terkandung sifat-sifat kebebasan, spontan, kerendahan hati, dan kekuatan dalam daya lenting untuk menerima perubahan tanpa kecemasan dan ketegangan.
Baca baik-baik syair tentang filosofi air di bawah ini deh, renungkan dan resapi, pasti banyak makna yang bisa kita ambil…
Air bersifat mengalah, namun selalu tidak pernah kalah
Air mematikan api dan membersihkan kotoran.
Kalau merasa sekiranya akan dikalahkan, air meloloskan diri
Dalam bentuk uap dan kembali mengembun.
Air merapuhkan besi sehingga hancur menjadi abu
Bilamana bertemu batu arang, dia akan berbelok
untuk kemudian meneruskan perjalanannya kembali.
Air membuat jernih udara sehingga angin menjadi mati
Air memberikan jalan pada hambatan dengan segala kerendahan hati.
Karena dia sadar bahwa tak ada suatu kekuatan apapun
Yang dapat mencegah perjalanannya menuju lautan.
Air menang dengan mengalah, dia tak pernah menyerang
Namun selalu menang pada akhir perjuangannya.
—(ooo)—
Master Saeho-Master Lan She Lung the Islamic Shaolin Kung Fu
@ tuan mudaMaster Saeho-Master Lan She Lung the Islamic Shaolin Kung Fu
0 Response to "Keseimbangan Alam dalam Filosofi Air, Tai-chi, dan Sembahyan"
Post a Comment
Terima Kasih