Home » Archive for May 2010
BAIT CINTA UNTUK IBU
Pagi ini, aku bahagia mendengar suaramu meski hanya di ujung telepon. Dari getar-getar suaramu, dapat kurasakan betapa besarnya kasihmu padaku. Tak pernah luntur. Tak pernah berkurang, meski aku belum mampu memberimu kebahagiaan.
Ibu, di Hari Ibu kemarin, ingin rasanya aku memberikan kado spesial untukmu. Dan aku juga ingin menghubungimu malam itu setelah seharian disibukkan urusan pekerjaan. Meski hanya sekedar untuk mengucapkan ’selamat Hari Ibu’ dan sebait ungkapan terima kasih karena sudah melahirkanku, merawatku, dan membesarkanku dengan kesabaran dan perjuangan yang tidak sedikit.
Kado spesial itu, aku menyiapkannya hingga lupa jika hari semakin malam. Aku buatkan untukmu sebuah video lagu cinta untuk ibu. Namun, karena kendala webcam notebook-ku yang beberapa kali hang, maka niat untuk menelpon ibu akhirnya terlupakan. Saat ingat, jam sudah menunjukkan pukul 22.30 WIB. Tak tega aku membangunkanmu sekedar untuk menerima sabait ucapan selamat Hari Ibu dariku. Tapi alhamdulillah, rekaman videonya sudah jadi walaupun tidak begitu sempurna.
Lagu yang kulantunkan dalam video itu adalah sebuah syair kenangan dari kakak-kakak tingkatku di kampus dulu. Tepatnya itu adalah syair nasyid dari tim Nasyid FIKRat kebanggaan kampusku, dulu. Ya, dulu. Sebab kini personilnya sudah terpencar jauh diberbagai sudut bumi mencari rizki dan karunia-Nya. Semoga Allah Yang Maha Kuasa memberkahi kalian.
Lirik lagu itu sederhana, namun mendalam. Izinkan aku berbagi dan mengenang mereka dalam lagu cinta untuk Ibu. Begini lagunya,
Ibu…….
Masih ku rasakan kasihmu
Mengampuni s’gala dosaku
luruh di pangkuanmu
Ibu……
Sungguh luas lautan hatimu
Tempat cita-ku kan berlabuh
bersama ridhomu
Ibu…
Kini daku t’lah pergi jauh
Mewujudkan s’gala asaku
Inilah baktiku
reff:
Lepas nanda tuk berjuang di jalan-Nya
Relakanlah dan hapuslah air mata
Selalu kuharap rangkaian doa malammu
Yang iringi langkahku, menuju sang Kuasa
Sebuah lagu yang senantiasa mengingatkanku akan besarnya perjuangan dan pengorbanan Ibu untukku. Syair nasyid yang setiap kali kudendangkan menambah rasa cinta dan hormatku padamu, ibu. (Terima kasih kepada FIKRat yang telah memberikan nasyid kenangan yang sangat indah ini).
Dan pagi ini, aku berbahagia masih diberi kesempatan untuk mendengar suaramu. Wanita mulia yang telah melahirkanku. Wanita tegar yang telah mengajariku kegigihan. Wanita perkasa yang telah mengajariku tentang kerja keras dalam meraih cita. Wanita yang tak lelah mengajariku memandang hidup ini dengan optimisme. Sosok wanita yang mengajariku tentang visi besar dalam perjalanan mengarungi samudera kehidupan.
Ibu, surat cinta yang sekelumit ini kupersembahkan untukmu. SELAMAT HARI IBU. Terima kasih untuk segalanya. Semoga Allah membahagiakanmu hari ini hingga akhir hayatmu. Dan jangan pernah berhenti memberiku doa dan inspirasi.
I love u, Mom.
RAHASIA KEAJAIBAN SEDEKAH
RAHASIA KEAJAIBAN SEDEKAH
Hari ini saya membuka friendster. Salah seorang sahabat mengirimkan sebuah nasehat yang membuat hati tertegun dan mata ini berkaca-kaca. Ia mengirimkan sebuah ’surat cinta’ dari Rasulullah saw. Isi suratnya sebagai berikut;
Rasulullah SAW pernah berkata, bahwa setiap masuk pagi, ada dua malaikat mengajukan permohonan mereka kepada Allah SWT. Malaikat pertama berdoa:”Ya Allah berikanlah ganti bagi orang yang menginfaqkan hartanya”. Yang kedua berdoa:” Ya Allah jadikanlah semakin tidak punya orang yang pelit terhadap hartanya.”
Berbicara mengenai balasan dari Allah atas sedekah ataupun infaq yang telah kita keluarkan, sungguh kita butuh keyakinan yang sempurna, bahwa Allah akan mengganti dengan berlipat-lipat dari arah yang tak pernah kita sangka-sangka sebelumnya. Bukankah Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya? Berikut ini adalah sekelumit pengalaman yang mudah-mudahan bermanfaat buat ikhwah sekalian.
Alhamdulillah, saya sekeluarga sejak beberapa bulan lalu belajar menguatkan keyakinan itu, bahwa Allah akan memberikan ganti yang lebih baik bagi orang-orang yang menginfakkan hartanya. Dan dengan pengharapan yang besar kepada Allah bahwa Dia pasti akan memenuhi janjinya tanpa menunggu waktu yang lama. Saya dan istri juga mulai belajar merutinkan sedekah baik dikala lapang dan sempit. Dengan nilai besar ataupun kecil, dengan jalan menghadiahi orang tua atau saudara. Meski tidak seberapa namun kami belajar untuk mengasah keikhlasan semata karena Allah. Dan dengan jalan menyisihkan infaq untuk fii sabilillah. SubhanAllah, keyakinan itu semakin kuat. Dan janji Allah demikian nampak jelas. Salah satunya adalah pada aksi solidaritas Palestina untuk warga Ghaza yang lalu.
Saya dan istri memang orang yang berpenghasilan utama dari gaji yang kami terima setiap akhir bulan. Beberapa penghasilan dari usaha lain (memang sudah menjadi komitmen) sementara tidak kami masukkan dalam penghasilan keluarga. Praktis kami menghidupi diri dengan gaji bulanan tersebut. Maka, kejadian uang habis sebelum jatuh tanggal menjadi hal yang lumrah dan biasa. Tapi kami tak berputus asa, bahkan kami makin semangat untuk berinfaq sekaligus menguatkan keyakinan terhadap janji-janji Allah.
Saat aksi Palestina 27 Januari lalu, kondisi kantong keluarga memang sedang kurang bersahabat. Baru 3 hari terima gaji, cuma tersisa beberapa rupiah saja. Bukan karena dibelanjakan konsumtif, karena kebetulan bulan Januari itu saya mengembangkan usaha yang terpaksa harus mengambil sebagian besar penghasilan bulanan yang biasanya saya terima. Sebagian sisanya sudah pasti dibelanjakan untuk mujahidah kecil kami, Safiya Salwa Syahidah, yang saat ini menginjak usia 10 bulan. Namun, atas dasar cinta dan empati kepada saudara seiman di Ghaza, kami sekeluarga berangkat ke Monas dengan semua bekal maal yang masih tersisa. Ada beberapa lembar uang kertas yang tersumpal dikantong celana. Sayangnya hanya 2 lembar yang signifikan nilainya. Beberapa yang lain hanya cukup untuk membeli makanan sederhana dan air minum untuk kami saat aksi siang harinya, termasuk buat Salwa. Itu pun mungkin tidak cukup.
Namun, saya sudah meniatkan untuk menginfaqkan 1 lembar dari 2 lembar yang cukup berharga itu, (jika tak layak disebut SANGAT berharga). Istri awalnya sedikit agak ragu, mengingat penghasilannya yang beberapa hari lagi keluar sudah ter-pos-pos sedemikian rupa. Sementara untuk melewati satu bulan kedepan masih sangat panjang. Sehingga sepeser dari uang yang tersisa menjadi sangat berarti. Sampai saat aksi solidaritas untuk Palestina itu lewat separuh jalan, istri masih berat hati. Namun bayang wajah duka lara saudara-saudara di Ghaza membuat menitik air mata ini. Saya coba terus meyakinkan istri, bahwa Allah pasti akan mengganti dengan yang jauh lebih banyak. Apalagi mengeluarkan sedekah karena Allah di kala sempit. Allah pasti tak akan membiarkan begitu saja hamba-Nya yang punya ar-rajaa’ dan al-hub kepada saudaranya seiman.
Aksi itu sudah sampai dipenghujungnya, kami pun bersiap melangkah pulang seraya menunggu bus umum yang menuju ke Kota Tangerang. Saya merogoh saku celana dan seketika terhenyak, ternyata kami belum berinfak. Saya genggam beberapa lembar uang kertas di tangan. Dan kutatap wajah istri untuk meminta persetujuannya mengambil satu diantara 2 lembar uang yang sangat berharga itu, sebagaimana yang dari awal sudah diniatkan. Sementara 1 lembar lagi kami pakai untuk ongkos naik bus. Akhirnya, istripun mengangguk tanda setuju.
Saya pun bersyukur. Karena ‘pasukan pengumpul’ infaq dari panitia aksi sudah sangat jauh dari posisi kami, maka sembari meraih Salwa saya mendekati beberapa panitia petugas medis Aksi yang kebetulan sedang berhenti beberapa puluh meter di dekat kami. Setelah sejenak kami beri penjelasan bahwa kami terlupa belum infaq, maka petugas medis bersedia menerima titipan tersebut dari kami. Salwa yang menggenggam uang itu, dan itu pertama kali baginya berlatih untuk berinfaq. Dalam hati, ucapan ‘bismillah’ saya kuatkan saat jemari mungil Salwa melepaskan satu lembar uang berharga itu. Dan akhirnya kami pulang dengan hati yang tentram, penuh syukur, dan berserah diri kepada Allah. Semoga sedikit dari rizki yang kami infaqkan bisa memberi manfaat untuk anak-anak Ghaza yang teraniaya dan tak mampu membeli susu.
Janji Allah itu tak pernah meleset dan ingkar. Allah memenuhi janji-Nya dengan cara-caranya sendiri. Belum genap 24 jam semenjak aksi itu, dari arah yang tak disangka-sangka, lewat tangan istri, Allah SWT memberikan ganti sejumlah uang sama persis dengan nilai uang yang kami infaqkan sehari sebelumnya. Saat istri menyampaikan kabar itu, mata saya berkaca-kaca. “Subhanallah, Engkau Maha menepati janji ya Allah”. Hati saya bergemuruh, bukan karena uang yang kami terima itu. Namun karena untuk yang kesekian kalinya bagi kami, Allah memenuhi janji-Nya secepat kilat.
Tidak sampai disitu, dari uang itu kami pun sepakat untuk menyedekahkan sebagiannya. Subhanallah, 10 hari kemudian lewat tangan istri kembali, lewat jalan yang tak disangka-sangka Allah menggantinya 7 kali lipat dari sebagian yang kami infaqkan. Dengannya kami pun menyedekahkan sebagian lagi dari yang 7 kali lipat itu, dan 2 hari berikutnya Allah yang Maha Kaya menggantinya 10 kali lipat dari yang kami sedekahkan. Padahal biasanya kami hanya menerima penghasilan dari gaji tetap bulanan saja yang tak ‘mungkin’ bertambah di tengah jalan.
Memang Allah benar-benar mengganti sedekah hamba-Nya dengan berlipat-lipat keberkahan. Bahkan di pagi ini, saya mendapatkan kabar gembira lewat telepon dari seorang ikhwah yang bekerjasama mengelola sebuah usaha baru yang saya jalankan. Bahwa usaha yang dibuka hari pertama dihari kemarin menunjukkan optimisme keuntungan yang sangat menjanjikan. Alhamdulillah.
Terima kasih yaa Rabbana, mudah-mudahan Engkau anugerahkan kepada kami dan saudara-saudara kami rezeki yang melimpah lagi berkah. Agar kami bisa kembali bersedekah (dengan lebih banyak) untuk saudara-saudara kami lainnya yang Engkau uji dengan kekurangan harta dan ketakutan. Ya Allah, sayangi dan kasihilah saudara-saudara kami di Ghaza dengan kuasa-Mu. Lindungi dan selamatkan mereka dari orang-orang yang dzalim lagi aniaya.
Ya Allah Dzat yang Maha Perkasa, kami beriman atas janji-janji-Mu. Dan semakin kuat atas keyakinan kami, bahwa iman, ukhuwah, dan rezeki di tangan hamba-Mu tak pernah Engkau sia-siakan. Engkau pasti bersama kami dengan keimanan kami, dan Engkau pasti menjadi Penolong kami dengan persaudaraan kami. Tak ada nilai yang kecil di sisi Engkau, ketika sedekah ini dibalut dengan keikhlasan dan cinta atas nama-Mu.
Hari ini saya membuka friendster. Salah seorang sahabat mengirimkan sebuah nasehat yang membuat hati tertegun dan mata ini berkaca-kaca. Ia mengirimkan sebuah ’surat cinta’ dari Rasulullah saw. Isi suratnya sebagai berikut;
Rasulullah SAW pernah berkata, bahwa setiap masuk pagi, ada dua malaikat mengajukan permohonan mereka kepada Allah SWT. Malaikat pertama berdoa:”Ya Allah berikanlah ganti bagi orang yang menginfaqkan hartanya”. Yang kedua berdoa:” Ya Allah jadikanlah semakin tidak punya orang yang pelit terhadap hartanya.”
Berbicara mengenai balasan dari Allah atas sedekah ataupun infaq yang telah kita keluarkan, sungguh kita butuh keyakinan yang sempurna, bahwa Allah akan mengganti dengan berlipat-lipat dari arah yang tak pernah kita sangka-sangka sebelumnya. Bukankah Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya? Berikut ini adalah sekelumit pengalaman yang mudah-mudahan bermanfaat buat ikhwah sekalian.
Alhamdulillah, saya sekeluarga sejak beberapa bulan lalu belajar menguatkan keyakinan itu, bahwa Allah akan memberikan ganti yang lebih baik bagi orang-orang yang menginfakkan hartanya. Dan dengan pengharapan yang besar kepada Allah bahwa Dia pasti akan memenuhi janjinya tanpa menunggu waktu yang lama. Saya dan istri juga mulai belajar merutinkan sedekah baik dikala lapang dan sempit. Dengan nilai besar ataupun kecil, dengan jalan menghadiahi orang tua atau saudara. Meski tidak seberapa namun kami belajar untuk mengasah keikhlasan semata karena Allah. Dan dengan jalan menyisihkan infaq untuk fii sabilillah. SubhanAllah, keyakinan itu semakin kuat. Dan janji Allah demikian nampak jelas. Salah satunya adalah pada aksi solidaritas Palestina untuk warga Ghaza yang lalu.
Saya dan istri memang orang yang berpenghasilan utama dari gaji yang kami terima setiap akhir bulan. Beberapa penghasilan dari usaha lain (memang sudah menjadi komitmen) sementara tidak kami masukkan dalam penghasilan keluarga. Praktis kami menghidupi diri dengan gaji bulanan tersebut. Maka, kejadian uang habis sebelum jatuh tanggal menjadi hal yang lumrah dan biasa. Tapi kami tak berputus asa, bahkan kami makin semangat untuk berinfaq sekaligus menguatkan keyakinan terhadap janji-janji Allah.
Saat aksi Palestina 27 Januari lalu, kondisi kantong keluarga memang sedang kurang bersahabat. Baru 3 hari terima gaji, cuma tersisa beberapa rupiah saja. Bukan karena dibelanjakan konsumtif, karena kebetulan bulan Januari itu saya mengembangkan usaha yang terpaksa harus mengambil sebagian besar penghasilan bulanan yang biasanya saya terima. Sebagian sisanya sudah pasti dibelanjakan untuk mujahidah kecil kami, Safiya Salwa Syahidah, yang saat ini menginjak usia 10 bulan. Namun, atas dasar cinta dan empati kepada saudara seiman di Ghaza, kami sekeluarga berangkat ke Monas dengan semua bekal maal yang masih tersisa. Ada beberapa lembar uang kertas yang tersumpal dikantong celana. Sayangnya hanya 2 lembar yang signifikan nilainya. Beberapa yang lain hanya cukup untuk membeli makanan sederhana dan air minum untuk kami saat aksi siang harinya, termasuk buat Salwa. Itu pun mungkin tidak cukup.
Namun, saya sudah meniatkan untuk menginfaqkan 1 lembar dari 2 lembar yang cukup berharga itu, (jika tak layak disebut SANGAT berharga). Istri awalnya sedikit agak ragu, mengingat penghasilannya yang beberapa hari lagi keluar sudah ter-pos-pos sedemikian rupa. Sementara untuk melewati satu bulan kedepan masih sangat panjang. Sehingga sepeser dari uang yang tersisa menjadi sangat berarti. Sampai saat aksi solidaritas untuk Palestina itu lewat separuh jalan, istri masih berat hati. Namun bayang wajah duka lara saudara-saudara di Ghaza membuat menitik air mata ini. Saya coba terus meyakinkan istri, bahwa Allah pasti akan mengganti dengan yang jauh lebih banyak. Apalagi mengeluarkan sedekah karena Allah di kala sempit. Allah pasti tak akan membiarkan begitu saja hamba-Nya yang punya ar-rajaa’ dan al-hub kepada saudaranya seiman.
Aksi itu sudah sampai dipenghujungnya, kami pun bersiap melangkah pulang seraya menunggu bus umum yang menuju ke Kota Tangerang. Saya merogoh saku celana dan seketika terhenyak, ternyata kami belum berinfak. Saya genggam beberapa lembar uang kertas di tangan. Dan kutatap wajah istri untuk meminta persetujuannya mengambil satu diantara 2 lembar uang yang sangat berharga itu, sebagaimana yang dari awal sudah diniatkan. Sementara 1 lembar lagi kami pakai untuk ongkos naik bus. Akhirnya, istripun mengangguk tanda setuju.
Saya pun bersyukur. Karena ‘pasukan pengumpul’ infaq dari panitia aksi sudah sangat jauh dari posisi kami, maka sembari meraih Salwa saya mendekati beberapa panitia petugas medis Aksi yang kebetulan sedang berhenti beberapa puluh meter di dekat kami. Setelah sejenak kami beri penjelasan bahwa kami terlupa belum infaq, maka petugas medis bersedia menerima titipan tersebut dari kami. Salwa yang menggenggam uang itu, dan itu pertama kali baginya berlatih untuk berinfaq. Dalam hati, ucapan ‘bismillah’ saya kuatkan saat jemari mungil Salwa melepaskan satu lembar uang berharga itu. Dan akhirnya kami pulang dengan hati yang tentram, penuh syukur, dan berserah diri kepada Allah. Semoga sedikit dari rizki yang kami infaqkan bisa memberi manfaat untuk anak-anak Ghaza yang teraniaya dan tak mampu membeli susu.
Janji Allah itu tak pernah meleset dan ingkar. Allah memenuhi janji-Nya dengan cara-caranya sendiri. Belum genap 24 jam semenjak aksi itu, dari arah yang tak disangka-sangka, lewat tangan istri, Allah SWT memberikan ganti sejumlah uang sama persis dengan nilai uang yang kami infaqkan sehari sebelumnya. Saat istri menyampaikan kabar itu, mata saya berkaca-kaca. “Subhanallah, Engkau Maha menepati janji ya Allah”. Hati saya bergemuruh, bukan karena uang yang kami terima itu. Namun karena untuk yang kesekian kalinya bagi kami, Allah memenuhi janji-Nya secepat kilat.
Tidak sampai disitu, dari uang itu kami pun sepakat untuk menyedekahkan sebagiannya. Subhanallah, 10 hari kemudian lewat tangan istri kembali, lewat jalan yang tak disangka-sangka Allah menggantinya 7 kali lipat dari sebagian yang kami infaqkan. Dengannya kami pun menyedekahkan sebagian lagi dari yang 7 kali lipat itu, dan 2 hari berikutnya Allah yang Maha Kaya menggantinya 10 kali lipat dari yang kami sedekahkan. Padahal biasanya kami hanya menerima penghasilan dari gaji tetap bulanan saja yang tak ‘mungkin’ bertambah di tengah jalan.
Memang Allah benar-benar mengganti sedekah hamba-Nya dengan berlipat-lipat keberkahan. Bahkan di pagi ini, saya mendapatkan kabar gembira lewat telepon dari seorang ikhwah yang bekerjasama mengelola sebuah usaha baru yang saya jalankan. Bahwa usaha yang dibuka hari pertama dihari kemarin menunjukkan optimisme keuntungan yang sangat menjanjikan. Alhamdulillah.
Terima kasih yaa Rabbana, mudah-mudahan Engkau anugerahkan kepada kami dan saudara-saudara kami rezeki yang melimpah lagi berkah. Agar kami bisa kembali bersedekah (dengan lebih banyak) untuk saudara-saudara kami lainnya yang Engkau uji dengan kekurangan harta dan ketakutan. Ya Allah, sayangi dan kasihilah saudara-saudara kami di Ghaza dengan kuasa-Mu. Lindungi dan selamatkan mereka dari orang-orang yang dzalim lagi aniaya.
Ya Allah Dzat yang Maha Perkasa, kami beriman atas janji-janji-Mu. Dan semakin kuat atas keyakinan kami, bahwa iman, ukhuwah, dan rezeki di tangan hamba-Mu tak pernah Engkau sia-siakan. Engkau pasti bersama kami dengan keimanan kami, dan Engkau pasti menjadi Penolong kami dengan persaudaraan kami. Tak ada nilai yang kecil di sisi Engkau, ketika sedekah ini dibalut dengan keikhlasan dan cinta atas nama-Mu.
IKHLAS Mengundang Kemudahan HIDUP
Jika Ikhlas Sudah Menjadi kebiasaan, jangan heran kalu hidup menjadi penuh kedamaian dan kasih saying, juga penuh kedamaian dan kasih saying, juga kemudahan dan berbagai kejaiban.
Oleh Wahyu hidayat :: Readers Digest Indonesia
Dengan tersenyum, seorang pria yang tinggal di sebuah kompleks perumahan di Jakarta merelakan dan mengikhlaskan perasaanya begitu mendengar kabar sebuah mobilnya telah hilang dicuri. Dampaknya, ia justru mendapatkan ganti dua buahh mobil dan semuanya baru!
Dengan keikhlasan pemiliknya, sebuah rumah di Depok, Jawa Barat, yang disantroni kelompok pencuri selamat dari aksi penjarahan. Para pencuri tidak mengambil satupun barang yang ada di dalam rumah meski mereka sudah melihat bahkan memegangnya!
Seorang karyawati putus asa karena mendapatkan dua kali surat peringatan akibat target penjualan perusahaannya di Bekasi, Jawa Barat, sebesar Rp 1,5 milyar tidak pernah terkejar. Setelah ia ikhlaskan hatinya, keajaiban pun datang. Hingga setahun kemudian, ia berhasil memberi pemasukan ke perusahaan sebesar Rp. 80 milyar. Ia tak jadi dipecat dan justru dihadiahi berbagai bonus, seperti sebuah rumah, dua kali berangkat umrah, dan melanjutkan sekolah ke S2!
Ketiga kisah tersebut tidaklah mengada-ada. Semuanya merupakan kisah nyata yang dialami orang-orang yang telah menerapkan ’i|mu’ ikhlas dalam kehidupannya, ilmu yang sesungguhnya sudah diajarkan secara turun temurun oleh nenek moyang kita. Tentu kita tidak asing dengan saran seorang teman atau saudara ketika kita tertimpa masalah dengan melontarkan kalimat, “Sudah|ah, ikhlaskan saja .... ”
Kalau mau digali, sebenarnya kalimat itu bermakna sangat dalam. "Ketika masalah mendatangi kita dan kita bersedia mengikhlaskan perasaan kita terhadap masalah tersebut, maka Tuhan akan memberikan solusi untuk kita," kata Erbe Sentanu, pendiri Katahati Institute, lembaga pengembangan diri di Jakarta. Dan kalau Tuhan memberikan solusi, kata Erbe, maka solusinya bisa datang secara tidak terduga, atau dengan kata Iain, ajaib. Inilah yang terjadi dalam ketiga c0nt0h kasus di awal tulisan ini.
Erbe menegaskan, jalan keluar atau kemudahan tersebut memang sudah dijaminkan oleh Tuhan yang Dia tuangkan di sebuah surat dalam Alquran yang kira-kira berbunyi,“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (QS. 65:2-4)
Ikhlas sendiri, bagi Erbe, memiliki arti keterampilan menyerahkan segala urusan kehidupan kepada Tuhan berlandaskan keyakinan dan kepasrahan atas kekuatan-Nya. Seperti saat kita mau menumpang pesawat terbang karena kita yakin bahwa sang pilot (yang tidak pernah kita lihat) akan mengantarkan kita selamat sampai ke tujuan. Sayang, di zaman yang serba cepat dan penuh kompetisi ini, keterampilan tersebut sudah terpinggirkan. Akibatnya, selain semakin banyaknya manusia stres, krisis demi krisis terus terjadi.
KEAJAIBAN IKHLAS ITU ILMIAH
Bagi kita, bangsa Indonesia, ikhlas bukanlah merupakan hal yang baru. Menurut Erbe, ini karena ikhlas sudah merupakan fitrah manusia sejak dilahirkan di dunia. Dan nenek moyang kita tahu itu sehingga muncullah ajaran-ajaran untuk selalu ikhlas. R.M.P. Sosrokartono, kakak kandung RA Kartini, misalnya, terkenal dengan salah satu ajarannya, trimah mawi pasrah (menerima dengan pasrah), yang mencakup “ikhlas terhadap apa yang terjadi, nlenerima apa yang dijalani, dan pasrah terhadap apa yang akan ada."
First Lady pertama RI, Fatmawati Soekarno, sewaktu menunaikan ibadah ke Tanah Suci untuk terakhir kalinya, pergi bertiga dengan istri-istri musuh politik Bung Karno. Ketika akhirnya meninggal di Malaysia pun, ia ditunggui mereka bertiga. Menariknya, ketika Bung Karno meninggal, yang menyalatkan jenazahnya adalah Buya Hamka, orang yang pernah dijebloskannya ke dalam penjara. Kita bisa menarik pelajaran bagaimana konflik bisa terselesaikan dengan manis melalui keikhlasan hati yang ditunjukkan semuapihak yang memiliki hati yang besar.
Kalau benar-benar kita amati, selain ikhlas, keajaiban atau kejadian yang sulit dipercaya, juga bukan hal yang aneh. Sebetulnya kita sering atau pernah mengalami. Dan jika diperhatikan, keajaiban tersebut biasanya terjadi saat kita sudah menyerah kepada keadaan. Ini karena ketika kita menyerah, biasanya kita memasrahkan semuanya kepada Tuhan dan ikhlas apa pun yang terjadi. "Maka, saat itulah Tuhan memberikan solusinya secara tidak diduga-duga seperti yang Dia janjikan," kata Erbe.
Sesungguhnya, tandas Chief Facilitator berbagai pelatihan teknologi spiritual ini, ikhlas dan keajaiban itu adalah sebuah mekanisme alamiah yang ilmiah. llmu Fisika Kuantum menjelaskan bahwa semua benda di alam semesta ini, baik yang tampak mau-pun yang tidak, bahan bakunya sama, berupa vibrasi energi yang memiliki kecerdasan dan kesadaran yang hidup yang disebut quanta. Kalau dilihat melalui mikroskop nuklir, benda-benda padat yang ada di sekeliling kita sama sekali tidak terlihat padat, tapi hanya berupa rongga berisi getaran quanta.
Salah satu hukum Fisika Kuantum juga menyebutkan bahwa tingkah Iaku partikel yang berubah-ubah dari benda padat menjadi getaran vibrasi dan sebaliknya itu sangat tergantung dari niat penelitinya. Ini bisa berarti bahwa semua benda yang Anda Iihat merupakan susunan energi quanta yang tercipta oleh kerja pikiran dan perasaan kita sendiri.
Hal itu sesuai dengan hukum semesta, Law ofAttraction, yang menyebutkan, setiap energi akan menarik energi yang sejenis. Dan karena pikiran dan perasaan itu bahan dasarnya adalah juga quanta, maka keduanya akan menarik apa yang kita pikirkan atau rasakan.
Ini pula yang terjadi ketika seseorang sedang mengikhlaskan perasaan nya terhadap masalah yang tengah dihadapinya. Ia sedang menyelaraskan pikiran dan perasaannya dengan kehendak Ilahi di level kuantum untuk menarik apa yang ia inginkan tersebut. “Maka, solusi yang kemudian hadir itu sebenarnya karena ‘kita undang’, bukan tanpa sebab apalagi ajalb," jelas penulis buku Iaris Quantum lkhlas dan The Science and Miracle of Zona lkhlas ini.
Tentu saja, Erbe melanjutkan, “keajaiban" itu akan hadir kalau kita mampu menciptakan kondisi ikhlas di hati kita dengan cara mengakses zona ikhlas yang ada di dalamnya. Zona ikhlas ini adalah wilayah di dalam hati yang bersifat kuantum yang diyakini para ilmuwan sebagai sumber , segala hal yang dibutuhkan umat manusia. Dalam ilmu pengetahuan, zona ini disebut dengan berbagai nama, seperti Zero Point Field, The Field, Divine Matrix, atau Unified Field.
Lynne McTaggart, peneliti yang menulis buku The Intention Experiment, menyebutkan adanya ruang kosong di alam kuantum di mana semua energi dilahirkan. Ia menamakan nya, Zero Point Field.
Sama dengan Lynne, Gregg Braden dalam bukunya, Divine Matrix, menunjukkan bahwa di dalam Matrix Ilahi itu tersimpan blue print semua ciptaan dalam bentuk ‘benih’ segala kemungkinan yang belum mewujud — balk maupun yang buruk, tergantung pikiran, perasaan, atau niat kita. Jadi, Erbe menegaskan, Zero Point Field, Divine Matrix, atau Zona Ikhlas inilah yang perlu kita akses dan olah dengan pikiran, perasaan, dan doa-doa yang positif untuk membuat perubahan di dalam kehidupan.
MENGAKSES ZONA IKHLAS
Untuk memasuki Kona Ikhlas, Erbe menyarankan brainwave management atau pengaturan gelombang otak agar mendapatkan gelombang yang sesuai dengan gelombang di Zona Ikhlas tersebut. Bila dlrekam dengan alat perekam gelombang otak, EEG (elektroensefalogram), otak terlihat memancarkan gelombang sesuai kondisi jiwa seseorang. Gelombang tersebut dibagi menjadi:
* Beta (14—i0oHz): kita berada dalam kondisi sadar penuh, konsentrasi, otak didominasi logika.
* Alpha (8-13,9Hz): kondlsl relaks, lstlrahat, nyaman, medltatli bahagla.
* Theta (4—;9Hz): kondlsl medltatif yang leblh dalam, khusyuk, domlnasl lntuisl.
* Delta (o,1—3,9Hz): kondlsl tldur lelap tanpa mimpl, tldak sadar; tidak merasakan punya badan.
Dari keempat gelombang otak tersbut, Alpha dan Theta merupakan plntu masuk ke bawah sadar (dunia kuantum) dI mana Zona Ikhlas Itu terletak. Untuk mencapal gelombang Alpha dan Theta, Erbe menjelaskan, maka otak perlu dllstirahatkan dengan cara relaksasl atau medltasi. Caranya, dengan menstimulir panca Indra kIta. Untuk Indra peraba, blsa dilakukan pemIjatan, sedangkan untuk Indra penglihatan klta melakukannya dengan melihat dan menikmati keindahan. Sementra untuk Indra pengecapan, blsa dilakukan dengan berpuasa, Indra pencluman blsa di Iakukan dengan aromaterapi, serta Indra pendengaran, klta blsa melakukannya dengan mendengarkan Irama alam atau metode terapl musik.
Begitu klta merasakan relaks, nyaman, dan perasaamperasaan posItIf Ialnnya, Itu artlnya otak kIta. sedang dlpenuhl gelombang Alpha. Inllah saat yang tepat bagi kita untuk memberslhkan piklran dan perasaan negatif, trauma atau memorl yang tersimpan di bawah sadar dan menggantlkannya dengan semua hal yang posltlf sehingga tercapallah kondisl ikhlas itu.
Tanda-tanda kelkhlasan Itu adalah kalau klta sudah mampu mengubah perasaan negative tersebut menjadl perasaan nyaman, damal, clnta, syukur dan bahagla. Bralnwave management juga blsa dllakukan dengan menggunakan teknologi terkini, yaItu audio bralnwave, yang kinl sudah mu|aI banyak dlgunakan dI Indonesia. Ini adalah teknologi digital yang dapat memudahkan penggunanya memasuki gelombang Alpha atau Theta secara otomatis melalul suara atau musik. Suara atau muslk itu direkam dalam sebuah compact dlsc (CD) dan dIsIsIpI frekuensl tertentu yang akan melakukan slnkronisasl dengan gelombang otak penggunanya sehlngga tercapallah kondlsi relaks atau medltatif yang dIIngInkan. “JIka menerapkan Ikhlas sudah menjadi suatu keblasaan, maka jangan heran jlka hasll akhlrnya adalah hldup yang tldak hanya penuh kedamaian dan kasih sayang, tapI juga kemudahan dan berbagal keajaIban,” ujar Erbe. Sungguh menyenangkan. Mau? I
Oleh Wahyu hidayat :: Readers Digest Indonesia
Dengan tersenyum, seorang pria yang tinggal di sebuah kompleks perumahan di Jakarta merelakan dan mengikhlaskan perasaanya begitu mendengar kabar sebuah mobilnya telah hilang dicuri. Dampaknya, ia justru mendapatkan ganti dua buahh mobil dan semuanya baru!
Dengan keikhlasan pemiliknya, sebuah rumah di Depok, Jawa Barat, yang disantroni kelompok pencuri selamat dari aksi penjarahan. Para pencuri tidak mengambil satupun barang yang ada di dalam rumah meski mereka sudah melihat bahkan memegangnya!
Seorang karyawati putus asa karena mendapatkan dua kali surat peringatan akibat target penjualan perusahaannya di Bekasi, Jawa Barat, sebesar Rp 1,5 milyar tidak pernah terkejar. Setelah ia ikhlaskan hatinya, keajaiban pun datang. Hingga setahun kemudian, ia berhasil memberi pemasukan ke perusahaan sebesar Rp. 80 milyar. Ia tak jadi dipecat dan justru dihadiahi berbagai bonus, seperti sebuah rumah, dua kali berangkat umrah, dan melanjutkan sekolah ke S2!
Ketiga kisah tersebut tidaklah mengada-ada. Semuanya merupakan kisah nyata yang dialami orang-orang yang telah menerapkan ’i|mu’ ikhlas dalam kehidupannya, ilmu yang sesungguhnya sudah diajarkan secara turun temurun oleh nenek moyang kita. Tentu kita tidak asing dengan saran seorang teman atau saudara ketika kita tertimpa masalah dengan melontarkan kalimat, “Sudah|ah, ikhlaskan saja .... ”
Kalau mau digali, sebenarnya kalimat itu bermakna sangat dalam. "Ketika masalah mendatangi kita dan kita bersedia mengikhlaskan perasaan kita terhadap masalah tersebut, maka Tuhan akan memberikan solusi untuk kita," kata Erbe Sentanu, pendiri Katahati Institute, lembaga pengembangan diri di Jakarta. Dan kalau Tuhan memberikan solusi, kata Erbe, maka solusinya bisa datang secara tidak terduga, atau dengan kata Iain, ajaib. Inilah yang terjadi dalam ketiga c0nt0h kasus di awal tulisan ini.
Erbe menegaskan, jalan keluar atau kemudahan tersebut memang sudah dijaminkan oleh Tuhan yang Dia tuangkan di sebuah surat dalam Alquran yang kira-kira berbunyi,“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." (QS. 65:2-4)
Ikhlas sendiri, bagi Erbe, memiliki arti keterampilan menyerahkan segala urusan kehidupan kepada Tuhan berlandaskan keyakinan dan kepasrahan atas kekuatan-Nya. Seperti saat kita mau menumpang pesawat terbang karena kita yakin bahwa sang pilot (yang tidak pernah kita lihat) akan mengantarkan kita selamat sampai ke tujuan. Sayang, di zaman yang serba cepat dan penuh kompetisi ini, keterampilan tersebut sudah terpinggirkan. Akibatnya, selain semakin banyaknya manusia stres, krisis demi krisis terus terjadi.
KEAJAIBAN IKHLAS ITU ILMIAH
Bagi kita, bangsa Indonesia, ikhlas bukanlah merupakan hal yang baru. Menurut Erbe, ini karena ikhlas sudah merupakan fitrah manusia sejak dilahirkan di dunia. Dan nenek moyang kita tahu itu sehingga muncullah ajaran-ajaran untuk selalu ikhlas. R.M.P. Sosrokartono, kakak kandung RA Kartini, misalnya, terkenal dengan salah satu ajarannya, trimah mawi pasrah (menerima dengan pasrah), yang mencakup “ikhlas terhadap apa yang terjadi, nlenerima apa yang dijalani, dan pasrah terhadap apa yang akan ada."
First Lady pertama RI, Fatmawati Soekarno, sewaktu menunaikan ibadah ke Tanah Suci untuk terakhir kalinya, pergi bertiga dengan istri-istri musuh politik Bung Karno. Ketika akhirnya meninggal di Malaysia pun, ia ditunggui mereka bertiga. Menariknya, ketika Bung Karno meninggal, yang menyalatkan jenazahnya adalah Buya Hamka, orang yang pernah dijebloskannya ke dalam penjara. Kita bisa menarik pelajaran bagaimana konflik bisa terselesaikan dengan manis melalui keikhlasan hati yang ditunjukkan semuapihak yang memiliki hati yang besar.
Kalau benar-benar kita amati, selain ikhlas, keajaiban atau kejadian yang sulit dipercaya, juga bukan hal yang aneh. Sebetulnya kita sering atau pernah mengalami. Dan jika diperhatikan, keajaiban tersebut biasanya terjadi saat kita sudah menyerah kepada keadaan. Ini karena ketika kita menyerah, biasanya kita memasrahkan semuanya kepada Tuhan dan ikhlas apa pun yang terjadi. "Maka, saat itulah Tuhan memberikan solusinya secara tidak diduga-duga seperti yang Dia janjikan," kata Erbe.
Sesungguhnya, tandas Chief Facilitator berbagai pelatihan teknologi spiritual ini, ikhlas dan keajaiban itu adalah sebuah mekanisme alamiah yang ilmiah. llmu Fisika Kuantum menjelaskan bahwa semua benda di alam semesta ini, baik yang tampak mau-pun yang tidak, bahan bakunya sama, berupa vibrasi energi yang memiliki kecerdasan dan kesadaran yang hidup yang disebut quanta. Kalau dilihat melalui mikroskop nuklir, benda-benda padat yang ada di sekeliling kita sama sekali tidak terlihat padat, tapi hanya berupa rongga berisi getaran quanta.
Salah satu hukum Fisika Kuantum juga menyebutkan bahwa tingkah Iaku partikel yang berubah-ubah dari benda padat menjadi getaran vibrasi dan sebaliknya itu sangat tergantung dari niat penelitinya. Ini bisa berarti bahwa semua benda yang Anda Iihat merupakan susunan energi quanta yang tercipta oleh kerja pikiran dan perasaan kita sendiri.
Hal itu sesuai dengan hukum semesta, Law ofAttraction, yang menyebutkan, setiap energi akan menarik energi yang sejenis. Dan karena pikiran dan perasaan itu bahan dasarnya adalah juga quanta, maka keduanya akan menarik apa yang kita pikirkan atau rasakan.
Ini pula yang terjadi ketika seseorang sedang mengikhlaskan perasaan nya terhadap masalah yang tengah dihadapinya. Ia sedang menyelaraskan pikiran dan perasaannya dengan kehendak Ilahi di level kuantum untuk menarik apa yang ia inginkan tersebut. “Maka, solusi yang kemudian hadir itu sebenarnya karena ‘kita undang’, bukan tanpa sebab apalagi ajalb," jelas penulis buku Iaris Quantum lkhlas dan The Science and Miracle of Zona lkhlas ini.
Tentu saja, Erbe melanjutkan, “keajaiban" itu akan hadir kalau kita mampu menciptakan kondisi ikhlas di hati kita dengan cara mengakses zona ikhlas yang ada di dalamnya. Zona ikhlas ini adalah wilayah di dalam hati yang bersifat kuantum yang diyakini para ilmuwan sebagai sumber , segala hal yang dibutuhkan umat manusia. Dalam ilmu pengetahuan, zona ini disebut dengan berbagai nama, seperti Zero Point Field, The Field, Divine Matrix, atau Unified Field.
Lynne McTaggart, peneliti yang menulis buku The Intention Experiment, menyebutkan adanya ruang kosong di alam kuantum di mana semua energi dilahirkan. Ia menamakan nya, Zero Point Field.
Sama dengan Lynne, Gregg Braden dalam bukunya, Divine Matrix, menunjukkan bahwa di dalam Matrix Ilahi itu tersimpan blue print semua ciptaan dalam bentuk ‘benih’ segala kemungkinan yang belum mewujud — balk maupun yang buruk, tergantung pikiran, perasaan, atau niat kita. Jadi, Erbe menegaskan, Zero Point Field, Divine Matrix, atau Zona Ikhlas inilah yang perlu kita akses dan olah dengan pikiran, perasaan, dan doa-doa yang positif untuk membuat perubahan di dalam kehidupan.
MENGAKSES ZONA IKHLAS
Untuk memasuki Kona Ikhlas, Erbe menyarankan brainwave management atau pengaturan gelombang otak agar mendapatkan gelombang yang sesuai dengan gelombang di Zona Ikhlas tersebut. Bila dlrekam dengan alat perekam gelombang otak, EEG (elektroensefalogram), otak terlihat memancarkan gelombang sesuai kondisi jiwa seseorang. Gelombang tersebut dibagi menjadi:
* Beta (14—i0oHz): kita berada dalam kondisi sadar penuh, konsentrasi, otak didominasi logika.
* Alpha (8-13,9Hz): kondlsl relaks, lstlrahat, nyaman, medltatli bahagla.
* Theta (4—;9Hz): kondlsl medltatif yang leblh dalam, khusyuk, domlnasl lntuisl.
* Delta (o,1—3,9Hz): kondlsl tldur lelap tanpa mimpl, tldak sadar; tidak merasakan punya badan.
Dari keempat gelombang otak tersbut, Alpha dan Theta merupakan plntu masuk ke bawah sadar (dunia kuantum) dI mana Zona Ikhlas Itu terletak. Untuk mencapal gelombang Alpha dan Theta, Erbe menjelaskan, maka otak perlu dllstirahatkan dengan cara relaksasl atau medltasi. Caranya, dengan menstimulir panca Indra kIta. Untuk Indra peraba, blsa dilakukan pemIjatan, sedangkan untuk Indra penglihatan klta melakukannya dengan melihat dan menikmati keindahan. Sementra untuk Indra pengecapan, blsa dilakukan dengan berpuasa, Indra pencluman blsa di Iakukan dengan aromaterapi, serta Indra pendengaran, klta blsa melakukannya dengan mendengarkan Irama alam atau metode terapl musik.
Begitu klta merasakan relaks, nyaman, dan perasaamperasaan posItIf Ialnnya, Itu artlnya otak kIta. sedang dlpenuhl gelombang Alpha. Inllah saat yang tepat bagi kita untuk memberslhkan piklran dan perasaan negatif, trauma atau memorl yang tersimpan di bawah sadar dan menggantlkannya dengan semua hal yang posltlf sehingga tercapallah kondisl ikhlas itu.
Tanda-tanda kelkhlasan Itu adalah kalau klta sudah mampu mengubah perasaan negative tersebut menjadl perasaan nyaman, damal, clnta, syukur dan bahagla. Bralnwave management juga blsa dllakukan dengan menggunakan teknologi terkini, yaItu audio bralnwave, yang kinl sudah mu|aI banyak dlgunakan dI Indonesia. Ini adalah teknologi digital yang dapat memudahkan penggunanya memasuki gelombang Alpha atau Theta secara otomatis melalul suara atau musik. Suara atau muslk itu direkam dalam sebuah compact dlsc (CD) dan dIsIsIpI frekuensl tertentu yang akan melakukan slnkronisasl dengan gelombang otak penggunanya sehlngga tercapallah kondlsi relaks atau medltatif yang dIIngInkan. “JIka menerapkan Ikhlas sudah menjadi suatu keblasaan, maka jangan heran jlka hasll akhlrnya adalah hldup yang tldak hanya penuh kedamaian dan kasih sayang, tapI juga kemudahan dan berbagal keajaIban,” ujar Erbe. Sungguh menyenangkan. Mau? I
Sains 5 Fenomena Misterius yang Belum Mampu di Pecahkan Sains
Masih banyak fenomena yang tidak bisa kita pahami sebagai manusia.
Berikut adalah 5 fenomena misterius yang sampai saat ini belum mampu dipecahkan oleh sains.
1. Crop Circle
Crop Circle atau lingkaran tanaman, merupakan sebuah fenomena yang paling membingungkan sains sampai saat ini. Berbagai pola-pola geometri yang rumit di laporkan terbentuk di ladang gandum atau jagung hanya dalam waktu semalam.
Tidak ada yang mengetahui siapa pembuatnya dan apa tujuan dari pola-pola ini di buat. Banyak yang percaya pola-pola ini dibuat oleh alien.
2. Garis Nazca
Terbentuk ribuan tahun lalu, namun sampai sekarang misterinya belum terpecahkan. Nazca Lines adalah garis-garis aneh sepanjang puluhan kilometer dengan berbagai bentuk hewan yang hanya dapat dilihat jika kita melihatnya dari atas. Tidak di ketahui dengan pasti bagaimana cara penduduk Nazca kuno membuatnya.
3. Klerksdorp Spheres
Bola-bola kecil yang terbentuk sekitar 2,8 milyar tahun lalu di mana manusia belum ada di muka bumi. Yang menjadi pertanyaan bagaimana bola-bola ini bisa terbentuk dengan sangat sempurna dan siapa pembuatnya.
4. Dè ja vu
Sebuah fenomena aneh yang mungkin dialami semua manusia. Dimana kita merasakan suatu kejadian yang kita rasa sudah pernah kita lakukan sebelumnya. Banyak teori di kemukakan mengenai dejavu, namun belum ada yang pasti memecahkannya.
5. Hantu
Para ilmuwan berusaha untuk memecahkan penampakan hantu atau kejadian supranatural lainnya. Berbagai teori diajukan, namun semua menghadapi jalan buntu.
Fenomena ini tidak bisa dipecahkan sains.
Dengan demikian memang tidak semua hal bisa dijelaskan secara ilmiah. Karena otak manusia mempunyai keterbatasan, dan kesempurnaan hanya milik Tuhan.
Berikut adalah 5 fenomena misterius yang sampai saat ini belum mampu dipecahkan oleh sains.
1. Crop Circle
Crop Circle atau lingkaran tanaman, merupakan sebuah fenomena yang paling membingungkan sains sampai saat ini. Berbagai pola-pola geometri yang rumit di laporkan terbentuk di ladang gandum atau jagung hanya dalam waktu semalam.
Tidak ada yang mengetahui siapa pembuatnya dan apa tujuan dari pola-pola ini di buat. Banyak yang percaya pola-pola ini dibuat oleh alien.
2. Garis Nazca
Terbentuk ribuan tahun lalu, namun sampai sekarang misterinya belum terpecahkan. Nazca Lines adalah garis-garis aneh sepanjang puluhan kilometer dengan berbagai bentuk hewan yang hanya dapat dilihat jika kita melihatnya dari atas. Tidak di ketahui dengan pasti bagaimana cara penduduk Nazca kuno membuatnya.
3. Klerksdorp Spheres
Bola-bola kecil yang terbentuk sekitar 2,8 milyar tahun lalu di mana manusia belum ada di muka bumi. Yang menjadi pertanyaan bagaimana bola-bola ini bisa terbentuk dengan sangat sempurna dan siapa pembuatnya.
4. Dè ja vu
Sebuah fenomena aneh yang mungkin dialami semua manusia. Dimana kita merasakan suatu kejadian yang kita rasa sudah pernah kita lakukan sebelumnya. Banyak teori di kemukakan mengenai dejavu, namun belum ada yang pasti memecahkannya.
5. Hantu
Para ilmuwan berusaha untuk memecahkan penampakan hantu atau kejadian supranatural lainnya. Berbagai teori diajukan, namun semua menghadapi jalan buntu.
Fenomena ini tidak bisa dipecahkan sains.
Dengan demikian memang tidak semua hal bisa dijelaskan secara ilmiah. Karena otak manusia mempunyai keterbatasan, dan kesempurnaan hanya milik Tuhan.